Mawar yang mekar awal kesembilan itu hanyut terbawa aliran sungai di lembah penuh kuning hijau, membius bocah yang tiba-tiba memetik tangkainya, lalu berdarah karena durinya.
“Ah!”
Diletakkannya kembali si mawar.
“Biar untuk mainan kumbang saja”
Dan layu menunjuk-nunjuk di ujung jalan.
Leave a Reply