Apa hebatnya seorang manusia yang disebut Romo itu?
Bukankah ia terlahir dari butir-butir nasi putih di atas peluh bertabur bintang?
Bukankah sosok biasa itu juga bekerja di atas dua kaki dan berjalan di atas dua tangan, tidak punya sayap dan tidak bisa terbang?
Apa hebatnya seorang Romo?
Ia tidak lebih terang dari bulan yang menjadikan malam dari siang dan tidak lebih panas dari mentari yang menjadikan siang dari malam
Namun kalau kau pandang malam di luar sana
Pernahkah bergema suara berkutat
“Maukah kau jadi aku?”
Yang terus dan terus dan terus saja diteriaki, “Jangan aku, jangan aku”?
Wahai manusia-manusia rendahan
Pernahkah tapak kakimu menginjak bara-bara api di luar sana hanya sekedar untuk meneteskan air mata bagi orang lain?
Bukankah dari titik ini kita kabur dan berlari?
Bersembunyi dari cahaya yang masih terus bertanya, “Maukah kau jadi aku?”
Apa hebatnya seorang Romo?
Tapi bukankah dari sebuah rahim yang kosong kita lahir?
Bukankah dari keheningan yang dalam puisi terindah lahir?
Dan dari kekosongan itulah
Lahir sebuah kesempurnaannya…
Johanes Berchman Sigit Noviandi (Komsel PU)
Rumah Putih, Cikarang
7 September 2008, 21.05
Untuk Rm. Antonius Antara Pr.
akh banyak bicara kamu git!!! kayak kamu mau aja jd romo?!!! omdo kamu nak!! wkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwk
emang dari sininya Lex, tapi udah dibenerin kan
Hmm, kok ada coding html yang muncul di atas halaman entry nya? Browser saya yang error atau memang dari sininya?
:)
kenapa?
ndn tetep ga ngerti!
tapi mungkin.. ‘coba bwt ga memahami Sigit’ adalah awal cara untuk ngerti.
‘apa hebatnya Romo?’ mu, bikin ndn inget cita-cita masa kecil yang pernah Sigit bilang ke ndn ;)
n akhirnya.. congrat atas rumah putihmu,,