Angin malam itu menunduk, bertanya-tanya kenapa ia tidak berhembus lebih kencang, biar semua dengar siulnya

Angin malam itu berhenti bertiup, menyesalkan sepoinya, jatuh tertidur, lalu bermimpi menjadi suara yang menghentak mata

Degup jantungnya berdetak kencang, bersiap berlari lebih cepat, ketika akhirnya terbangun dan berkata: aku tidak bertiup dari laut ke darat.

Ia memang suka bersuara, namun hanya cukup untuk lembaran daun dan dirinya.

Ia memang suka berteriak, didengar hati, bukan dirasa mata.

Bali, Oktober 2016