Aku pernah bertanya dari mana ia datang
yang dijawabnya hanya dengan senyuman

Di antara ujung-ujung pelangi aku bernyanyi bersamanya, membuang kotoran-kotoran dari satu tetes embun ke tetes embun yang lain, dan masih saja bertanya dari mana ia datang sampai tetes ke tiga ratus enam lima

Aku pernah bertanya ke mana ia pergi
yang dihempaskannya dengan sunyi

Jalanan penuh pepohonan kuhitung dari satu sampai delapan, dan sampai sekarang aku masih bertanya betapa bodohnya kakiku melangkah melewati pohon-pohon itu tanpa memanjat ke atasnya sekedar memandang sekeliling mencari dia

Aku pernah bertanya dari mana ia datang
“Dari masa lalu mu yang hilang sesaat”, dia jawab.

for the one, who came back after a while…